Hutan sangat penting untuk komunitas manusia yang menggantungkan hidup pada hutan, tidak hanya untuk mendapatkan makanan namun juga untuk kebutuhan spiritualnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh seorang pemimpin suku bangsa minoritas dari wilayah Amazon di Amerika Latin: “kami memiliki banyak adat istiadat, banyak kepercayaan dan banyak tradisi yang berhubungan secara langsung dengan hutan, udara, air, bumi dan matahari dalam hubungan unik spiritual kosmologis yang sangat dalam dan penuh rasa hormat”.
Akan tetapi selama ini, banyak komunitas di seluruh dunia telah mengalami penghancuran hutan mereka. Seorang perempuan dari komunitas di Afrika dimana hutan dibersihkan untuk pembangunan industri perkebunan kelapa sawit mengeluh: “anak-anak kami tidak akan mengetahui apapun tentang hutan. Kami akan kehilangan obat-obatan yang kami dapatkan dari hutan. Kami akan lebih rawan terhadap badai [besar]. Kami tidak akan punya tempat untuk menanam tanaman pangan kami”. Penggantian hutan dengan tanaman monokultur telah mengakibatkan kerugian yang sangat besar terhadap komunitas dan seringkali dapat mengakibatkan kelaparan. Seorang petani Asia mengatakan: “sebelum hadirnya perkebunan [industri], 100 hektar tanah pertanian dan hutan akan mendukung ratusan keluarga; namun sekarang, ribuan hektar diberikan hanya kepada satu perusahaan yang bahkan tidak memberi makan satu keluarga penuh.” Dalam keadaan seperti ini, apa yang akan dikatakan oleh PBB dalam memperingati Hari Hutan Internasional pada 21 Maret 2015, tanggal yang ditentukan oleh PBB dan didukung oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization - FAO) PBB?